Gunung ini
terbilang cukup mudah dan sangat cocok untuk para pendaki pemula (seperti saya
juga contohnya hihi). Gunung yang memiliki ketinggian 2622 mdpl ini saat ini
memang sudah menjadi gunung wisata dimana orang-orang yang akan kita temui disana
tidak hanya para pendaki saja melainkan banyak juga para wisatawan dari
berbagai daerah di indonesia bahkan mancanegara pun bisa kita temui disana.
Seperti saat saya kesana, saya bertemu dengan beberapa bule yang sedang
berwisata (mereke tidak nge-camp dan
hanya menikmati keindahan panorama disana lalu turun kembali J).
Untuk trek dan
waktu tempuh perjalanan, yuk kita simak cerita selanjutnya dari kohut,
cekidottt.. ^^
Perjalanan dimulai
dari stasiun Purwakarta pada Hari Sabtu 07 Juni 2014. Saya bersama teman-teman
(tentunya bersama TBMG tersayang ^^) menaiki kereta ekonomi jurusan
Purwakarta-Cibatu. Kereta yang saya naiki berangkat pukul 12.00 WIB dan sampai
di stasiun Leles sekitar pukul 17.00 (kebetulan kereta nya agak telat).
Note
: *Untuk yang berangkat menaiki kereta lebih baik turun di stasiun Leles karena
kalau di stasiun Cibatu akan lebih jauh jarak tempuhnya.
*Untuk
yang naik bus bisa langsung naik bus Primaja** jurusan Garut.
*Susana
di mobil Elf*
*Saat
kami beristirahat dan makan J*
Jarak dari Cisurupan ke Camp David sekitar 9
KM. Perjalanan menuju Camp David pada awalnya melewati rumah-rumah warga dan selebihnya
melewati hutan dikanan kiri jalan dengan trek yang terus menanjak. Perjalanan
malam menuju Camp David merupakan permulaan yang seru menurutku. Udara yang
sejuk dan mulai mendingin serta langit yang cerah menampakan bintang-bintang
dilangit berwarna-warni dapat dilihat secara langsung sungguh indah dan
memesona ^^
*Mendirikan
tenda di Camp David*
Camp David merupakan lokasi awal pos pendakian. Disana
terdapat pos 1, tempat dimana para pengunjung dan pendaki mendaftar.
*Pos
1*
*Biaya akomodasi terbaru di Mt. Papandayan*
*Parkiran Camp David*
*Suasana packing dan masak di Camp David*
*Suasana
upacara pembukaan kegiatan Pengembaraan ke-2*
Note : Di Camp
David masih banyak warung-warung, MCK, dan air yang cukup untuk bekal di
perjalanan.
Oya, penting
kiranya bagi kita untuk tidak lupa membawa masker agar kita tidak terlalu
banyak menghirup bau belerang disana kawan. J
*Salah
satu sumber air yang ditemui di tengah perjalanan*
*Saya
dan kawan-kawan saat di Pos 2*
Menurut info yang
saya dapatkan, pos 2 ini selalu stand by ditempat
tersebut untuk berjaga. Setiap beberapa hari sekali petugas secara bergantian
berjaga di tempat tersebut. Disini juga tersedia obat-obatan yang kiranya
dibutuhkan oleh para pendaki yang sakit dan membutuhkan obat. (Tapi anehnya
saat saya turun, tempat tersebut kosong dan tidak ada petugas seperti
sebelumnya. Hmm, Mungkin beliau-beliau sedang bertukar jadwal kali ya hehe *Positif Thinking*)
*Sumber air di dekat pos 2*
*Ngeksis dulu hihi sambil lihat view hutan mati dari kejauhan saat menuju Pondok Salada selepas dari Pos 2*
*Papan yang menunjukan bahwa kita sudah sampai di Pondok Salada*
*Tempat
camp di Pondok Salada*
Pondok Salada
merupakan tempat terakhir yang dapat kita gunakan sebagai tempat camp. Walaupun
di Tegal Alun memiliki lahan
yang cukup luas namun kita dilarang mendirikan camp disana, mungkin itu merupakan
salah satu langkah untuk menjaga kelestarian alam di tempat tersebut. Pondok
salada sendiri memiliki lahan yang cukup luas untuk para pendaki mendirikan
tenda dan beristirahat (Untuk akhir pekan pendaki disini cukup banyak, jadi
lebih asik bila mendaki bukan di akhir pekan karena lebih bisa menikmati
suasana papandayan). ^^
Di pondok salada
ini kita dapat dengan mudah mendapatkan air. Bahkan disini disediakan kamar
mandi yang nyaman dan bersih juga lho guys. (Gratis tanpa dipungut biaya buang
air ataupun mandi :D)
Perjalanan
selanjutnya kami lanjutkan esok hari supaya lebih nyantai sambil menikmati
suasana dan panorama indah di Pondok Salada. Disini kita sudah bisa menemukan
banyak tanaman bunga edelweis yang sangat indah. Bulan ini termasuk bulan yang
tepat menikmati indahnya bunga edelweis karena tengah bermekaran.
*Edelweis yang bermekaran*
*Pemandangan
Hutan Mati dari Pondok Salada*
Pukul 05.20 kita
mulai bergegas berangkat menuju puncak. Barang-barang hanya dibawa seperlunya.
Seperti jaket, senter, air minum hangat, dan obat-obatan seperlunya. Sisanya
kami tinggal di Pondok Salada. (Berhubung ada rekan kami yang tidak ikut, jadi
barang-barang kami titipkan).
Perjalanan tidak terlalu
sulit walaupun menanjak sedikit demi sedikit. Sebelum mencapai puncak lokasi
pertama yang akan kita temui adalah hutan mati yang sangat indah dan memanjakan
mata.
*Sunrise
di Hutan Mati*
*Ketua
Umum P.A.S Maha Guru 2014-2015*
*Tirta Bayu Maha Guru*
Selanjutnya kita akan menuju ke padang edelweis yang sebelumnya kita harus melewati tanjakan mamang. Dari sini kita bisa melihat matahari yang baru muncul dan memancarkan sinar hangatnya.
*Tanjakan
Mamang*
Note
: Signal di tanjakan mamang sangat oke punya. Mau update2 status, sms-an, atau
teleponan pun bisa hehe.
Setelah perjalanan kurang lebih satu jam. Akhirnya sampai juga di hamparan padang edelweis yang sangat luasssss...
*Hamparan
edelweis*
Udara yang sangat segar, sejuk, dan langit biru yang begitu indah menambah kenikamatan atas karunia Allah yang begitu luar biasa. Seakan alam berkata bahwa kita harus terus bersyukur dan bersyukur selalu atas nikmat Tuhan ini, tentunya dengan cara menjaga dan memelihara alam-Nya.
*Lestari
Buana Nusantara!!!!*
Berkenaan dengan
sesuatu hal, kami sepakat untuk tidak melanjutkan perjalanan ke puncak dan
hanya sampai Tegal Alun saja.
Bagi kami puncak bukanlah tujuan utama dalam mendaki. Bukan pula suatu
keharusan mutlak yang harus kami capai. Kebersamaan dan kekeluargaan di
sepanjang kami melaksanankan kegiatan ini sangatlah lebih berarti dan berharga.
J
Setelah menikmati
keindahan padang edelweis di Mt. Papandayan, kamipun bergegas untuk segera
turun.
*Upacara Penutupan Kegiatan Pengembaraan Ke-2*
* Penyematan kepada Dwi Anggraeni Anggota Muda
Angkatan XII*
*Penyematan
kepada M. Fath Abdurrahman Anggota Muda Angkatan XIII*
(Selamat
kepada Fath dan Uwi J)
Daaaann.. kegaiatan kamipun berakhir disini, kami kembali ke Purwakarta keesokan harinya dengan kembali menggunakan kereta.